Produk Terbaru
Menyadari bahwa di masa depan pupuk kimia ( anorganik) dan bahan bakar minyak ( BBM) sebagai bahan alam tidak terbarukan ( unrenewable) akan makin berkurang ketersediaannya dibanding dengan kebutuhan yang makin meningkat, serta, dilain pihak, terdapat kesadaran kesehatan dengan melihat makin pentingnya pangan alami ( organik) maka, disamping terus mengembangkan teknologi pupuk tablet, sejak 2004 CVSK mengembangkan teknologi pembuatan pupuk sumber hayati, pupuk organik dan biogas. Upaya mendukung ini adalah mengenalkan dan merekayasa alat teknologi bagi pengomposan modern serta alat pengolahan sampah dan limbah menjadi pupuk organik, termasuk menyediakan instalasi digester bagi penyediaan biogas, bio elektrik dan pupuk organik.
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian ( dekomposisi) secara biologis, oleh mikroba yang memanfaatkan bahan organik ( C) sebagai sumber energi. Mengolah sampah organik dan membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses rekayasa ini meliputi penyiapan kondisi campuran bahan baku yang ideal ( CN ratio = 30/ 1 hingga 40/ 1) , pemberian air yang cukup, pengaturan intensitas aerasi ( ketersediaan oksigen) dan penambahan populasi bakteri pengurai dalam pengomposan. Diketahui, bau busuk yang ditimbulkan material ( sampah dan limbah) organik terjadi tatkala proses penguraian ( dekomposisi) berlangsung dalam kondisi kedap udara ( tanpa oksigen) atau intensitas aerasi rendah ( anaerob) , atau kadar air atau kelembaban rendah maupun terlalu kering serta suhu yang tidak kondusif bagi bekerjanya bakteri pengurai. Pada kondisi prasyarat bagi berlangsungnya penguraian ( dekomposisi) material organik tidak terpenuhi, bakteri akan diam dan tidur ( dorman) , saat sama akan terjadi reaksi anaerobik dan menimbulkan gas H2S maupun methana ( CH4) . Kedua jenis gas inilah yang dirasakan dan dipersepsikan warga sekitar tempat pengolahan sampah sebagai bau busuk dan bau tak sedap.
Teknologi Biophoskko telah lama melakukan penelitian dan uji atas proses olah sampah cepat dan higienis untuk kepentingan di perkotaan, yang tentu berbeda dibanding dengan pembuatan kompos di daerah pertanian. Karena menjiplak teknik lama tradisional, misal metoda bedeng terbuka ( open windrows) sebagaimana dilakukan di pertanian guna dilaksanakan di kota dalam kepentingan pengolahan sampah, akan menimbulkan berbagai masalah seperti kebutuhan luasan lahan, timbulan polutan bau dan cairan lindi, kebutuhan waktu proses dan tenaga kerja, yang kesemua hal itu sangat menentukan bagi kelayakan ( sosial, lingkungan dan ekonomi) pengelolaan sampah di perkotaan. Dengan dasar itu, CVSK berusaha menyajikan teknologi pengelolaan sampah dan limbah yang cocok bagi perkotaan khususnya dalam kepentingan olah sampah secara mandiri di kawasan komersial ( hotel, restoran, pabrik, perumahan, apartemen) serta kawasan sosial ( pendidikan, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah) . Upaya mengeliminasi polutan bau, cairan lindi dan cemaran bunyi akan berkaitan dengan penciptaan kenyamanan masyarakat sekitar lokasi pengolahan sampah.
Dalam kaitan penciptaan metoda pengolahan sampah yang higienis, cepat dan efisien bagi kepentingan pengelolaan sampah perkotaan tersebut, dan serta, guna mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan, CVSK merekayasa dan mengisolasi mikroba sahabat manusia ( probiotik) menjadi pengurai sampah dan aneka mineral bagi berlangsungnya pengomposan secara modern, higienis, ekonomis dan cepat. Mikroba pengurai ini adalah aktivator Green Phoskko ® ( GP-1) bagi kepentingan penguraian aerob, Green Phoskko ® ( GP-7) bagi penguraian anaerob dan mineral penggembur ( bulking agent) Green Phoskko ® ( GP-2) . Bagi berlangsungnya penguraian material organik ( dekomposisi) secara efektif dan efisien, dikembangkan pula alat mesin ( komposter) skala rumah tangga, skala lingkungan dan Rotary Kiln skala bisnis komersial. Komposter ini sangat bermanfaat bagi pehobies taman dan pengelola pertamanan dalam membuat kompos dengan memanfaatkan bahan baku berasal dari sampah rumah tangga atau, bagi pengusaha mendapatkan bisnis - yang cepat menghasilkan dari mengelola sampah di perumahan, pabrik, pasar atau lingkungan apartemen. Bahkan, bagi kota- kota yang mengalami masalah dengan Tempat Pembuangan Akhir ( TPA) Sampah, Biophoskko ® membantu menyelesaikan sampah organik secara tuntas sejak sumber atau lokasi penghasil sampah ( keluarga atau rumah tangga, restoran, mall, pasar, kantin pabrik, pasar sayur dan hotel) . Berbagai kapasitas alat pembuat kompos antaranya komposter manual skala individual ( S, M, L, Barel Kompos dan Roller Kompos) , komposter elektrik skala individual ( KE 100 L dan AC 35 L) serta Rotary Kiln berbagai kapasitas. Alat mesin Rotary Klin Manual ( RKM) memiliki pilihan kapasitas mengolah sampah 1 m3 ( 1/ 3 Ton) / 5 hari , 3 m3/ 5 hari setara 1 ton sementara Rotary Kiln Elektrik ( RKE) dengan pilihan kapasitas olah limbah 3 m3/ 5 hari setara 1 ton hingga kapasitas 6 m3 ( 2 Ton) / unit mesin/ 5 hari. Sementara bagi kepentingan pengolahan sampah secara anaerob, bagi pembangkitan biogas, dikembangkan berbagai skala digester mulai Biogas Digester ( BD 3000 L) berkapasitas 3000 liter, biogas digester 5000 liter dan digester biogas ( BD 7000 L) berkapasitas 7000 liter.
Dengan alat mesin Biophosko ® menjadikan olah sampah lebih modern, cepat dan higienis. Teknologi ini merobah pengolahan sampah dan limbah dalam rangka pembuatan kompos ( composting) dari asalnya menggunakan teknik bedeng terbuka ( open windrows) sehingga memerlukan lahan sekurangnya ( 1, 5 x 6) m2, harus dibalik setiap 1 minggu selama 1 bulan bahkan lebih, harus ditutup terpal, harus diberi aneka bahan starter ( debu, sekam, limbah gergaji, dll) - yang amat sulit didapatkan di kota, kini menjadi lebih mudah. Bantuan teknologi tepat guna ini antara lain : ( a) . mempercepat waktu pengomposan ( dekomposisi bahan organik) dari 60 hari menjadi 5 hari, ( b) . praktis dan sederhana hanya memerlukan tenaga kerja operator 1 orang/ unit Instalasi kaps olah 3 m3/ hari, ( c) . menghasilkan pupuk organik cair ( POC) - yang dalam teknik bedeng seringkali terbuang jadi material pencemar meresap kedalam tanah, ( d) . keperluan luasan tanah jauh berkurang dibanding teknik tradisional, dan ( e) . higienis, tidak menimbulkan cemaran bunyi maupun bau busuk dan bau tak sedap.
Kehadiran alat mesin dan teknologi bagi pembuatan pupuk organik, bio elektrik dan biogas ini diharapkan ikut mengatasi masalah sampah dan limbah di perkotaan. Diketahui, sampah telah memberi sumbangan besar pada persoalan sanitasi dan derajat kesehatan masyarakat seiring dengan meningkatnya sampah yang dihasilkan penduduk. Jika tahun 2000 mencapai 1 kg sampah per orang per hari, kini diperkirakan, jumlahnya meningkat menjadi 2, 1 kg per orang per hari pada tahun 2020. Kementerian Lingkungan Hidup ( KLH) 1995 mencatat rata-rata produksi sampah masyarakat Indonesia per orang, yaitu 800 gram per hari. Artinya, dengan 220 juta jumlah penduduk, diperkirakan jumlah timbunan sampah nasional mencapai 176.000 ton per hari.
Jika setiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kilogram gas methane ( CH4) , bisa diketahui jumlah sumbangan sampah untuk pemanasan global sebesar 8.800 ton CH4 per hari. Meskipun konsentrasi CO2 lebih tinggi, namun ilmuwan memprediksi kekuatan CH4 memiliki kekuatan 20 kali lipat lebih besar dibandingkan CO2. Selain itu, ternyata sampah juga menjadi salah satu faktor peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer, selain kegiatan manusia lainnya yang berhubungan dengan energi, kehutanan, pertanian dan peternakan.
Bandung, Juni 2010
PT CIPTA VISI SINAR KENCANA ( CVSK) ,
www.kencanaonline.com
IR. Sonson Garsoni
+ 62-81572527115